Ungkap Kiai Hamid di Halal Bihalal; Pengabdi di Pesantren Tidak Boleh Menyia-nyiakan Amanah Wali Santri

    Ungkap Kiai Hamid di Halal Bihalal; Pengabdi di Pesantren Tidak Boleh Menyia-nyiakan Amanah Wali Santri
    Kiai Abdul Hamid Wahid saat memberikan sambutan di acara halal bi halal PP. Nurul Jadid Paiton, Probolinggo

    PROBOLINGGO - Sebagai pengabdi di pesantren, titipan dari orang tua tidak boleh kita sia-siakan. Tapi amanah ini harus dilaksanakan dengan baik. Kata KH. Abdul Hamid Wahid saat memberikan sambutan sebagai Kepala Pesantren di acara halal bi halal keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo,  Selasa (17/05/22) di Aula I Pesantren.

    Kiai Hamid juga menyampaikan bahwa halal bI halal baru bisa di gelar saat ini setelah dua tahun lamanya pesantren tidak melaksanakannya.

    "Hari ini kita bisa melaksanakan halal bi halal. Setelah dua tahun tidak melakukan secara fisik seperti ini, " katanya.

    Bahkan Rektor Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Ini mengungkapkan, kondisi ini merupakan sebuah penanda bahwa kita akan normal. 

    "Kita akan menghadapi situasi normal bukan new normal lagi, " Ucap Kiai Hamid dengan di sambut hangat oleh seluruh undangan.

    Selain dari itu, Putera dari Alm. Kiai Abdul Wahid ini melanjutkan sambutannya dengan nada guyon yang langsung di sambut tawa oleh para hadirin yang hadir. 

    Katanya, kita harus berterima kepada langkanya minyak goreng dan mahalnya BBM, " mendengar ungkapan itu hadirin tertawa terbahak-bahak.

    Tidak lupa juga, Kiai Hamid menjadikan Momentum halal bi halal sebagai do'a dan harapan agar ibadah selama di bulan ramadhan membawa kebaikan bagi kita.

    "Semoga ibadah puasa sebulan bisa membawa 11 bulan berikutnya bisa semakin baik, " tegasnya.

    Di akhir sambutannya, mantan anggota DPR RI ini mengucapkan terima kasih kepada para pengabdi di Pesantren Nurul Jadid.

    "Saya ucapkan terima kasih atas keikhlasan para pengabdi yang telah ikut menjaga amanah yang telah diberikan para wali santri kepada pesantren, " pungkasnya.

    Selanjutnya, Kiai Hamid menuturkan bahwa setiap perubahan yang dilakukan pesantren pasti ada dampak positif dan negatifnya.

    "Dampak baik harus dipertahankan dan dampak yang kurang baik harus kita evaluasi. Setiap perubahan ada kekurangan dan kelebihannya.Kelebihan yang kita rasakan dari kebijakan pesantren  mari kita rawat dengan baik.

    Dalam evaluasinya, Kiai Hamid berharap kedepan bahwa prioritas yang penting dalam melakukan adalah mengukur resiko kira-kira apa dampak negatif yang akan di dapatkan.

    "Bagaimana menerjemahkan visi pendidikan tapi menerjemahkan melalui konsep sehingga bisa di pahami secara bersama dan melaksanakan bersama. Harus ada konsep yang terbukukan agar tidak terlalu jauh dari cita-cita dari pendiri.Konsep fisik dari cita-cita sudah diteguhkan bangunan gedung. Dan pengurus harus mampu menerjemahkan konsep dengan baik, " ungkap beliau penuh harap.

    Ponirin Mika

    Ponirin Mika

    Artikel Sebelumnya

    Polisi Peduli, Polres Probolinggo Beri Tali...

    Artikel Berikutnya

    PCNU Kota Kraksaan Mengingatkan Sembilan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Permendikbudristek 44/2024: Dorong Profesionalisme dan Kesejahteraan Dosen
    Konsekuensi Hukum bagi Jurnalis yang Lakukan Framing, Fitnah, dan Informasi Menyesatkan dalam Publikasi Opini
    Akibat Hukum Jurnalis Berpihak: Ketika Etika dan Hukum Dilanggar demi Kepentingan
    Rekognisi Profesor Melalui Kolaborasi Internasional Universitas Mercu Buana - Universiti Tun Hussein Onn Malaysia
    Lembaga Advokasi Konsumen DKI Jakarta Somasi Apartemen Green Cleosa Ciledug

    Ikuti Kami